Rabu, 08 Mei 2013

Bumi Memanas, Beruang Kutub Harus Lebih Gemuk


dampak global warmingALBERTA, KOMPAS.com — Pemanasan global yang sedang
terjadi saat ini memaksa beruang kutub agar lebih gemuk untuk bisa
bertahan hidup selama menghabiskan musim panas di daratan.

Fakta
menarik ini terungkap dari hasil kajian selama 10 tahun yang dilakukan
Dr Seth Cherry dan timnya dari University of Alberta terhadap populasi
beruang kutub yang hidup di sebelah barat Teluk Hudson.

Beruang
kutub di lokasi penelitian sepertinya telah beradaptasi dengan perubahan
kondisi lingkungan yang terjadi. Hewan itu melakukan migrasi tahunan,
terdorong ke daratan akibat melelehnya es yang ada di lautan selama
musim panas dan baru membeku kembali pada akhir November atau awal
Desember yang bertepatan dengan akhir musim gugur.

"Kondisi
lingkungan seperti ini menjadi tantangan yang menarik bagi spesies yang
telah berevolusi menjadi pemburu anjing laut yang hidup berasosiasi
dengan es," kata Cherry.

"Meski beruang kutub merupakan perenang
yang sangat hebat dibandingkan beruang lainnya, beruang ini menggunakan
es yang ada di lautan untuk aktivitas mereka seperti bepergian, berburu,
bereproduksi, dan beristirahat," lanjutnya.

Cherry dan timnya
telah mengamati 109 beruang kutub betina sejak tahun 1991-1997 dan
2004-2009. Pada saat bersamaan, tim juga mengamati posisi dan
konsentrasi es laut menggunakan citra satelit.

Dari data yang
diperoleh Cherry dan timnya, tercatat bahwa pada beberapa tahun
belakangan, beruang kutub datang lebih awal di musim panas dan
meninggalkan daratan pada musim gugur.

"Ini merupakan contoh
perubahan perilaku yang jelas terjadi akibat iklim yang memanas dan
mungkin membantu menjelaskan hasil penelitian lain yang menunjukkan
adanya penurunan pada kondisi tubuh dan produksi keturunan beruang
kutub," papar Cherry seperti dikutip Physorg, Selasa (19/3/2013).

Selama
di daratan, beruang kutub tidak dapat berburu anjing laut yang menjadi
sumber makanannya karena sulitnya mencapai lokasi tempat buruan.

Ini
berarti, semakin lama beruang tersebut berada di daratan, semakin lama
juga mereka harus bertahan hidup tanpa asupan energi. Dengan kata lain,
beruang kutub harus menyiapkan cadangan energi (misalnya lemak) lebih
banyak untuk bisa bertahan hidup.

"Perubahan lingkungan yang
disebabkan kondisi lingkungan menjadi penyebab es yang ada di lautan
mencair lebih awal dan membeku lebih lambat, atau keduanya, ternyata
berdampak pada kesehatan beruang kutub di daerah ini. Pada akhirnya,
bagi kehidupan beruang kutub, yang berlaku adalah survival for the fattest," ujar Cherry.

Cherry berharap hasil kajian yang dipublikasikan di jurnal Journal of Animal Ecology
ini bisa membantu peneliti lain dan pengelola alam liar untuk
memprediksi potensi perubahan lingkungan akibat kondisi iklim bisa
memengaruhi kondisi ekologi, khususnya pola migrasi hewan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar